Cuaca di Denpasar menjadi semakin ga karuan sekkarang . terkadang , menjadi sangaaat dingin yang disertai angin kencang menyerupai badai kecil dan hujan rintik yang tiba-tiba deraas seketika . suatu saat kemudian , penguasa panas bumi seakan menunjukkan dominasinya dengan menyemburkan hampir empat puluh derajat celcius panasnya .
Baruuuu aja hujan turun , menunjuukkan wibawa dan kuasanya terhadap tanah , angina dan matahari yang bersembunyi jauuuh di balik awan . sedari pagi memang awan mendung bermuram durja , seakan ingin pula berkata , “Aku sedang murung” . . ga terlalu gelap ssihhh , tapi cukup membuat suasana menjadi sendu . setelah sang Awan lelah berkuasa akan bumi , ia pun mengutus uap-uap air yang telah ia tampung selama ini untuk meronda menjaga bumi . para uap air yang merasa bebas tersebut seperti benar-benar menikmati masa pembebasannya !! mereka meluap-luap , seperti hamburan warga miskin berebutan BLT di balai desa *ooops , analoginya terlalu jauh iiia ??*
Dan aku , yang sangattt menikmati hujannnn itu . . . baru sajaaa sedang mengagumi kreativitas sang kreator hujannn itu . cukup duduk di depan jendela ku , cukup bertindak seperti merenung sajaa , dan kudapatkan surga di balik keresahan orang lain akan hujan yang tidak kurun reda . . . . *intinya adalah , saiaa sangat suka hujan : ) dan saia menikmati bermacam bau hujan , sejuknya udara yang dibawa oleh rintik-rintik air tersebut . . . dan ingin sekali berteduh di bawah saung di tepi sawah untuk benar-benar menikmati DIA*
Back to the topic ,
Surga yang dikirimkan sang kreator kepadaku *hujan itulah surgaku* bisa sangat membiusku di tengah-tengah rumah besar yang sepi ini . bahkan aku ga mendengar hiruk pikuk winamp di komputer adikku yang notabene bersebelahan dengan kamarku . that’s so so so so so cozy , and that’s heaven . . . . :heart:
Tapi , seperti yang kubilang di awal tulisan ini . . . cuaca di Denpasar sedang gga karuan menyebalkannya !! sebentar mendung , sebentar hujan , sebentar lagi panaaass . . . cuaca seperti sedang berlomba-lomba pada sebuah kompetisi dengan Denpasar sebagai tropi utamanya . . .
Aku masiiiih duduk di depan jendelaa , masih mengangankan segelas susu ccoklat yang nikmat . “Mungkin abis ini nyetel mp3 akustikaannn aaahhhh,” benakku sempat melintaskan kalimat itu . baru aku hendak beranjak dengan malas dari kursi depan jendela . . . . *mau bikin susu* , hujannn menjadi seperti kerumuman orang yang sudah puas melihatt jenazah Mr. X di pinggir jalan yang baru ditemukan setelah diperkirakan telah tewas seminggu yang laluu . . *bau menyengat , kondisi mengenaskan , dan tentunya gga ada yang betahh berdiri di sekitar mayat itu berlama-lama* . . . . . oooops , lagi-lagi analoginya berlebihannnnn . . . *maaph*
Tiba-tiba hujannnn mendadak mereda . si penyetor panas bumi yang biasanya memonopoli pun sekonyong-konyong menyembul sedikit demi sedikit di balik awann . weeeeittssss . . . . , surgakuuuuuuuu bakal hilang lagiii . . kenyamanan yang kunantikan sepanjang malam kemaren , ternyata akan bergantian meronda di belahan bumi yang lainnn . hikkks hiksss . . . .
Tapi sudahlah , mungkin inilah saatku kembali turun ke dunia nyata . surga yang dikirimkan untukku akan dikirimkan untuk orang lainn untuk sementara ini . aku aku harus segera kembali ke bumi . . . hhhahahahaha , dan benar saja saudara-saudara . . mom is calling , “Jemput Ibu sekarang iiia . . .” surga pun kembali ke tempatnya , dan aku turun ke bumi .
Medio 10 Januari 2009 . . .
12.15 p.m
1 pendapats:
hai Ran...ceritamu emang agak lebay sih hehehehe
Tapi aku suka bacanya..kan aku anggota perkumpulan AMLI [Anak Muda Lebay Indonesia] hahahahaha