serbuan batik RRC

Posted: 17 September 2008 by ranii mahardika in Labels: , ,
2

Dua hari yang lalu , saia mendengar berita tentang Serbuan Batik RRC ( Republik Rakyat Cina ) di Indonesia .

Jadi , belakangan ini ramai beredar batik buatan Cina ( yang masih diduga barang seludupan pula ) di pasaran Indonesia . batik buatan Cina ini memiliki corak dan motif yang mirip-mirip batik buatan Indonesia , namun dibandrol dengan harga yang jauh lebih murah .

Keberadaan batik Cina ini membuat omzet penjualan batik produksi Indonesia (terutamanya batik Solo dan Pekalongan ,red) , menjadi menurun sampai 1/3 dari biasanya . penurunan omzet penjualan batik Indonesia ini terutama adalah jenis batik cetak Solo . hal ini disebabkan karena sekali lagi corak dan motif pada batik Cina memiliki kemiripan dengan batik cetak Solo maupun batik cetak Pekalongan .

Nasib baik masih menaungi jenis batik tulis Pekalongan , jenis batik ini jelas memiliki motif , corak dan jenis yang berbeda dengan jenis batik cetak . namun kenyataan ini menimbulkan dua pertanyaan besar di benak saia . jika suatu saat nanti , Cina atau negara-negara lain di dunia ini mulai melakukan hal yang sama terhadap produk Indonesia lainnya , apa yang akan bangsa ini lakukan ??

Kejadian ini mengulik rasa nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia . setelah tempe , dan beberapa rempah hasil kekayaan Indonesia diakui Malaysia dan Jepang ; setelah Reog , angklung dan beberapa bentuk kesenian dan budaya Indonesia diakui pula oleh Malaysia (lagi !) ; setelah beberapa ahli pasti , orang-orang pintar Indonesia dicaplok negara Jerman , Belanda , Singapura dan beberapa negara maju lainnya ; setelah beberapa pulau di apakah Batik ini lagi-lagi akan diplot menjadi hak milik negara lain ?? padahal sebelumnya , Malaysia pun sudah mematenkan batik sebagai kekayaan produk nasionalnya .

Peristiwa ini jelasnya juga mengulik uji kemampuan bisnis marketing batik Indonesia . pada masa ini , batik telah bertransformasi menjadi fashion nasional yang membumi . ini terbukti dari berkembangnya dan booming –nya fashion batik yang telah mencapai pasar segala kelas masyarakat dan memikat hati pasar segala usia di Indonesia ini . kedua peristiwa ini ( booming –nya fashion batik dan adanya serbuan batik Cina ) jelaslah menjadi sebuah ujian bagi para pemasar dan pebisnis batik untuk menjadi nasionalis . mampukah orang Indonesia menjadi tuan rumah di negerinya sendiri ?



malang , 12 September 2008

2 pendapats:

  1. Mrs.Putyi says:

    aaahhh...lagi-lagi...

    indonesia memang kurang menghargai apa yang sudah menjadi miliknya...

    waktu semua itu diklaim oleh orang lain baru deh ribut-ribut...

    kalo ga..disia-siakan deh

  1. iah , begitulah Indonesia . . .
    kapan negara ini akan mampu menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri iaa ?

komen..komen..komen..