intuisiku..

Posted: 12 April 2009 by ranii mahardika in Labels:
2

saia ga punya sixth sense! tapi saking kuatnya feeLing saia, saia hampir seLaLu bisa merasakan "sesuatu" akan terjadi atau tidak akan terjadi. terutamanya kepada saia, keLuarga dan orang2 terdekat saia.

saia sih sangat yakin, bahwa kebanyakan orang juga memiLiki perasaan seperti itu. kaLo kata orang sih namanya : instink atau intuisi lebih kerennya. hehe
tapi, ga semua orang percaya padanya. ga semuanya menggunakan si intuisi ini untuk "meLanjutkan hidupnya" atau sekedar menggunakannya sebagai "cermin diri"

apapun itu, aLasan saia menuLis postingan ini adaLah karena LAGI-LAGI saia mengingkari mbah instink saia sendiri. padahal sudah hampir sepanjang usia saia, si mbah instink ini ga pernah bohongin saia!

akibatnya, FATAL, sangat fataL. ckck. weLL, ini bukan sebuah peristiwa sensitif dan vitaL daLam hidup sih, hanya saja, bagi saia ini sangat bodoh. karena dengan begini, saia meLakukan kesaLahan yg sama Lagi. ga cukup sekaLi dua kaLi, bahkan SERING!!

huh! meskipun saia ga ingin jadi peramaL, mungkin saia memang harus Lebih percaya diri terhadap si mbah instink yg saia punyai ini. meskipun itu bukan haL besar, tetapLah yg keciL akan bisa menjadi besar biLa ga dimaintenain (baca : dipeLihara) dengan baek :)

so, how's doing w/ you? does it work? or you just ignore that?

2 pendapats:

  1. singamasae says:

    mmmm~ gimana yak... insting/intuisi sya ga begitu kuat seh kya kmu, mungkin perlu latihan dlu... klo kita ngikutin kata hati biasanya ga bakalan nyesel di kemudian hari. "good way = follow the heart + intuisi + logic"
    heheheh... :)

  1. Anonymous says:

    walah.. ga jelas lagi.. kalo cerita mbok ya jangan separo-separo gini to ran. bikin penasaran saja. huuu....
    hihihihi.. jujur saja, ga cuma rani yang sering menyesal ketika instingnya ternyata benar.. sering saya juga mengalami meng-ignore insting, hasilnya lagi-lagi cuma janji pada diri sendiri lain kali akan nurut apa kata insting. :). gebleknya, ketika harus mengambil suatu keputusan serius.. saya coba menggunakan logika, semua informasi saya ambil.. dipikir bener-bener (lagaknya..) nah. pas putusannya mau diambil malah justru bingung sendiri (terlalu banyak informasi). Sampai pada akhirnya sya pilih melupakan semua informasi yang sudah didapat dan beralih ke insting tadi (mungkin prosentase bener salahnya yang terjadi selama ini 50:50 tuh).

    Untungnya, saya ga terlalu percaya kata "menyesal", jadi pas ambil keputusan salah tadi ya dijalani saja.. "semua ada jalannya" pikir saya don't worry to much.. liat saja kemana semua bermuara..

    saya ngerti perasaan rani kl tahu ternyata instingnya (yang di-ignore tadi) bener... bikin sesek yak?.. membuat kita gampang mengatakan "seandainya.........."

komen..komen..komen..