Jiraiya said to Naruto in eps. 91..
They say,
“A place where someone still thinks of you, that a place you can call HOME”
Kalo Naruto begitu yakin bahwa rumah tempat Sasuke harus kembali pulang adalah di Desa Konoha, yang bersangkutan malah berpikiran lain. Sasuke menolak ajakan Naruto dan Sakura untuk kembali ke desa Konoha, dan dia justru beranggapan bahwa dia tidak punya rumah lagi, setelah seluruh keluarganya habis dibunuh sang Kakak. Sehingga bagi Sasuke, rumahnya adalah saat dia berhasil membunuh Itachi, untuk membalas dendam dan sakit hatinya..
Sasuke oh.. Sasuke.. kasihannya dirimu. Sungguh dia tidak tau bahwa sang Kakak punya maksud lain di balik semua tindakannya..
Hemmm~
Begitupun dengan saia.
I was like Sasuke. I used to think if my home is not in my family’s home, in Denpasar. Begitu seringnya saia berpikir untuk menetap di Malang, atau di kota lainnya di Indonesia.. toh Indonesia sangatlah luas, bukan hanya sebuah pulau kecil yang bernama pulau BaLi. tidak lebih baik dari Sasuke, saia juga pernah tidak ingin kembali lagi ke Bali. saia merasa sangat nnyaman berada jauh dari keluarga. Saia tidak ingin kembali. Saia hiraukan rindu kedua orang tua, saia abaikan panggilan hangat satu-satunya adik saia, saia acuhkan ajakan teman-teman untuk kembali pulang.
Itu duLu…
Sampai akhirnya, pintu kesadaran ini diketuk oleh seseorang yang dengan nyata menunjukkan kemana saia harus pulang. Ditunjukkannya “rumah” saia, ditunjukkannya rumah saia.. dia jelaskan semuanya dengan sangat gamblang.
“This is wouLd aLways be your home, Ran..,” he told me clearly. “There would never another home to you, but this.. the only one,” begitu lagi katanya sambil menunjukkan sebuah isyarat tangan.
Dan sekarang, saia tau bahwa masa-masa itu adalah sebuah pembelajaran hidup yang ga bisa tergantikan. Dimanapun saia berada, kemanapun pikir membawa saia.. hati ini akan tetap kembali pulang. pulang ke rumah, yang memang benar, bahwa akan ada seseorang yang masih *dan selalu* memikirkanku….
…dan kutuntaskan pengembaraanku.. dan segera kulangkahkan perjalananku kembali pulang.. menuju rumah, dimana memang seharusnya aku berdiam. Disana… di hatimu..
0
0 pendapats: