pagi ini aku bangun agak siang. dan seluruh penghuni rumah, tentunya sudah punya aktivitasnya masing-masing. si adik mengabari bahwa dia akan pergi ke rumah salah satu saudara, untuk menghadiri upacara melaspas rumah barunya di bilangan Renon. huh. aku tertegun cukup lama. rumah baru, yepp rumah baru. dan ga tau kenapa, ada rasa iri yang terbersit di hatiku, dan rasanya itu sangat menyayat.
sempurna sekali keluarga mereka. harmonis, hidup berkecukupan, punya usaha keluarga yang bisa dikerjakan turun temurun, bahagia, mampu me-manage konflik keluarga dengan cukup apik. dan sekarang, satu rumah lagi di kompleks perumahan menengah ke atas! intinya, mereka sempurna.
apa yang salah dengan keluargaku? ayahku punya jabatan yang cukup baik di jajaran pemerintahan lingkungan tempat tinggal kami. kami hidup bercukupan, cukup untuk seringkali berkaraoke sekeluarga berjam-jam dan kemudian menghabiskan waktu makan malam di restoran terkenal. tapi, nyatanya.. kami bahkan ga bisa melakukan itu bersama. kalaupun bisa, rasanya bukan "bahagia". namun "terpaksa". dan jika memang kami mampu, rumah kami bahkan tidak sebaik orang-orang yang tinggal di lingkungan kami. masalah konflik, itu bukan rahasia umum jika memang ada konflik besar dalam kehidupan kedua orangtuaku, yang dampaknya menghujamku dan adikku. keluarga ku sama sekali tidak sempurna!
lalu kuingat lagi tayangan-tayangan televisi di stasiun-stasiun televisi swasta pada jaman sekarang. hatiku pun tak terperi melihat kehidupan *di bawah* sana. jangankan punya lebih dari satu rumah, untuk tempat tinggal mereka sehari-hari pun.. tak layak pula tempat itu disebut rumah. untuk makan? setelah bekerja kasar seharian penuhpun, makanan mereka ga lebih dari tahu tempe ikan pindang. meski masi layak, mereka sekeluarga makan dalam satu piring saja.
ada juga anak-anak jalanan lainnya, seperti yang pernah saia tonton di televisi juga. yang mereka dipekerjakan oleh sekumpulan orang yang mengambil keuntungan dari anak-anak itu. anak-anak jalanan itu dijadikan peminta-minta, jadi pemulung, bekerja sebagai penyapu jalanan, pengamen, penyemir sepatu, dan tidak sedikit dari mereka yang didandani menjadi sangat kumuh, dan ada juga yang sengaja dijadikan cacat.
kehidupan seperti apa sebenarnya yang aku hadapi? di sisi lain, aku sangat iri terhadap mereka-mereka yang bisa melakukan sesuatu yang seharusnyapun bisa aku lakukan. namun disisi lain, aku tau bahwa ada orang-orang lain yang bahkan masih berharap untuk bermimpi melakukan sesuatu!
ketika aku terbangun dari tidur, aku mendapati lagilagi pertengkaran kedua orangtuaku, di balik rencana si adik untuk memenuhi undangan selamatan rumah baru sodaraku. dan di saat itu pula, tayangan televisi beberapa waktu yang lalu itu terngiang-ngiang di otakku! ohh~ that's perfect to kill me!
1 pendapats:
hey...hey...
keadaan keluarga besar bapakku sama ibuku juga hampir sama...
mamaku benci banget sama keluarga bapakku, bapakku juga gitu!
bukannya gimana-gimana, tapi emang keluarga bapakku yang jahatnya minta ampun ke ibuku, dari semenjak aku di kandungan sampe aku berumur 19th.
mereka cuma mau deketin kalo butuh aja, kalo ngga butuh bakal musuhin ibuku lagi...
tapi ya sudlah, yang penting aku masih punya keluarga dari ibuku yang perhatian sama keluarga kecilku...