renungan tentang usia kita

Posted: 29 August 2008 by ranii mahardika in Labels:
1

Di awal zaman, Tuhan menciptakan seekor sapi. Tuhan berkata kepada sang sapi , “Hari ini kuciptakan engkau. Sebagai sapi, kutetapkan umurmu sekitar 50 tahun. “
Sang sapi keberatan. “Hidupku akan sangat berat selama 50 tahun . kiranya 20 tahun saja cukuplah buatku . kukembalikan kepadaMu yang 30 tahun.”
Maka setujulah Tuhan.

Di hari kedua Tuhan menciptakan Monyet .
“Hai Monyet , hiburlah manusia. Aku berikan kau umur 20 tahun!” Sang monyet menjawab, “What!? Menghibur mereka dan membuat mereka tertawa ? 10 tahun cukuplah. Kukembalikan 10 tahun padaMu. “ Maka setujulah Tuhan.

Di hari ketiga Tuhan menciptakan Anjing .
“Apa yang harus kau lakukan adalah menjaga pintu rumah majikanmu. Setiap orang mendekat , kau harus menggonggongnya . untuk itu kuberikan hidupmu selama 20 tahun .”
Sang anjing menolak, “Menjaga pintu sepanjang hari selama 20 tahun? No way!! Kukembalikan 10 tahun kepadaMu!” Maka setujulah Tuhan.

Di hari keempat , Tuhan menciptakan manusia . sadba Tuhan , “Tugasmu adalah makan, tidur, dan bersenang-senang. Inilah kehidupan. Kau akan sangat menikmatinya. Akan kuberikan engkau umur sepanjang 25 tahun!”
Sang manusia keberatan, “Menikmati kehidupan selama 25 tahun? Itu terlalu pendek, Tuhan!”


Let’s make a deal !!

“Karena sapi mengembalikan umurnya 30 tahun, monyet 10 tahun dan anjing 10 tahun , berikanlah semuanya itu kepadaku. Semua itu akan menambah masa hidupku menjadi 75 tahun. Setuju??”
Maka setujulah Tuhan.

AKIBATNYA…………………..

Pada 25 tahun pertama kehidupan sebagai manusia dijalankan , kita makan , tidur dan bersenang-senang.
30 tahun berikutnya menjalankan kehidupan layaknya seekor sapi , kita harus bekerja keras sepanjang hari untuk menopang kehidupan keluarga kita.
10 tahun kemudian, kita menghibur dan membuat cucu kita tertawa dengan berperan sebagai monyet yang menghibur.
Dan 10 tahun berikutnya, kita tinggal di rumah, duduk di depan pintu dan menggonggong kepada orang yang lewat.


Nah, fabel ini sebenarnya menyindir kita .
Filosopinya tinggi dalam kisah yang unik. Karena dikisahkan , kita ternyata tidak lebih bersyukur daripada hewan.

Mawaslah lebih jauh kepada diri kita sendiri . . .

1 pendapats:

  1. Mrs.Putyi says:

    wahh..bener juga yah..bagus banget filosofinya..
    Memang manusia ga pernah mensyukuri apa yang sudah diberikan oleh-Nya...

    Termasuk aku juga kayanya..

komen..komen..komen..