Sekarang ini tanggal 27 Februari 2009, belum genap dua minggu sejak perayaan hari kasih sayang di seluruh dunia, atau yang biasa kita sebut dengan Valentine’s Day. aku jadi teringat ketika beberapa hari sebelum tanggal 14 yang lalu, dimana banyak orang terutama sih para kawula mudanya yang beramai-ramai mempersiapkan berbagai macam rencana dan berjenis-jenis hadiah yang rencananya akan diberikan kepada orang-orang terkasih mereka. Temen-temen, yang merayakan maupun tidak pun juga pasti menemukan “kehebohan” sejenis toh beberapa hari menjelang VD itu?
Nah, coba lihat sekarang… coba perhatikan apa yang terjadi di sekitar kita. Masih adakah keriuhan orang-orang yang membincangkan VD? Masih ramaikah orang-orang memberikan hadiah-hadiah manis dan romantis kepada sang Kekasih atau orang-orang terdekat mereka? Masihkah orang-orang rela berpanas-panas di depan kompor untuk mencairkan batang demi batang coklat yang akan habis dalam sekali lahap itu?
Jikapun masih ada yang melakukannya, apakah jumlah dan “rasanya” sama seperti saat perayaan VD 14 Februari yang lalu?
Kadang, saia jadi bingung. Apa sih yang membuat orang-orang menjadi semacam “tergila-gila” dengan satu hari di tanggalan 14 Februari itu, sehingga kebanyakan dari mereka seperti mengadakan “ritual khusus” untuk memperingatinya?? Bukankah di hari itu sama saja dengan hari-hari lainnya? Bukannya untuk menentukan satu hari tersebut menjadi sebuah “Hari Kasih Sayang” tidak dibutuhkan perhitungan hari, wuku, atau sasih-saasih tertentu? seperti Hari Raya Galungan, Kuningan, Hari Raya Idul Fitri, Paskah, Waisak atau yang lainnya.
Saia menulis ini bukan karena saia membenci VD. Saia ga munafik, saia pernah memuja hari ini pada masanya dulu. Namun, semakin saia beranjak dewasa, saia sadar.. makna dari VD bukan hanya sekedar sebagai bentuk hura-hura atau euforia akan pembuktian cinta segumpal mahluk yang bernama manusia ini. Semangat VD lebih dari sekedar itu, dan tidak berlangsung hanya pada hari itu saja. Jika saja, setiap orang di dunia ini menyadari bahwa cinta kasih adalah sebuah bentuk hakiki dari setiap hubungan yang ada di dunia ini, maka saia yakin tidak akan ada kebencian di dunia. Tidak akan ada penindasan, tidak akan ada permusuhan, bahkan tidak akan ada perang di dunia ini. Bahkan, jika saja setiap orang mengerti bahwa cinta itu bukan hanya “dipersembahkan” untuk sesamanya, tapi juga kepada setiap mahluk hidup di bumi ini… ga akan ada yang namanya Global Warming, temen-temen. Karena, dengan mencintai setiap mahluk hidup, itu berarti kita mencintai lingkungan sekitar kita, mencintai bumi tempat kita berteduh ini, mencintai setiap binatang yang bagian dari rantai makanan terbesar di dunia, mencintai anugerah yang dikucurkan oleh Sang Kuasa, yang sebenarnya tidak pernah putus ini.
Maka, VD pun tidak akan usang setiap tanggalan berganti dari tanggal 14.. maka, VD akan menjadi baik dengan “ritual” yang lebih baik lagi… maka VD bukan lagi menjadi milik mereka-mereka yang mengagungkan makna cinta yang sempit. Bukankah begitu lebih baik??
1 pendapats:
yea...kadang aku suka aneh sendiri juga sie..kenapa mesti ada yang namanya VD sie??
tapi saat itu sampai sekarang, aku juga masih berharap ada yang memberiku sebatang coklat saat VD hehehehe