tulisan yg penuh kekesalan.

Posted: 01 December 2009 by ranii mahardika in Labels:
2

hari demi hari berlalu. waktu tetap bergulir tanpa menunggu siapapun. aku ingat beberapa tahun yg lalu pada masa saat aku diharuskan mengisi selembar formulir. selembar saja, namun secara signifikan mengubah jalan cerita kehidupanku. lembaran itu formullir pendaftaran SMPB. dan aku masih ingat tatapan kedua orang tuaku saat mengantarkan aku untuk pertama kalinya hidup merantau. ga bisa kudefinisikan. namun aku cukup dewasa untuk mengerti semuanya.

sampai detik ini, bahkan saat aku menuliskan ini.. aku masih tetap pada pendirianku. orang tuaku juga belum berubah. yg berubah hanya usia kami. kami semakin tua. kerutan yg muncul di wajah mulus ibuku, dan rambut putih ayah yg tumbuh lebat –namun dengan cepat juga dicat menjadi hitam lagi, jelas-jelas adalah tanda betapa mereka telah melalui banyak dekade. tapi, mereka masih orang yg sama. masih orang tuaku dengan sifat dan pendirian yg sama. dan aku, anak pertama mereka.. yg mewarisi hampir semua sifat kedua orang tuaku. yg juga memegang teguh segala pendiriannya. yg juga KERAS KEPALA sama seperti mereka. bukankah ada pepatah yg bilang, buah jatuh ga jauh dari pohonnya.

so, mengapa harus memperdebatkan sesuatu yg jelas-jelas diwariskan secara genetik ini?? like parents, like daughter. jika mereka memang tidak bisa dipaksa, mengapa aku harus dipaksa? apakah yg namanya komunikasi itu harus berlangsung secara vertikal tanpa ada timbal baliknya? huh. jaman sudah semodern ini, masih saja komunikasi bersifat mendikte.

ia sudah deh, aku ga mau membuat waktu berjalan meninggalkan mimpi-mimpi yg (masih) ingin kuraih, hanya dengan terlalu seringnya memperdebatkan masing-masing pendirian. yg pasti, engga ada seorangpun yg boleh menahan langkahku.

2 pendapats:

  1. yunaelis says:

    yeap, tapi hidup harus memilih..
    memilih menjadi air yang menetes perlahan mengubah sang batu..
    atau
    memilih menjadi sang batu yang harus dibenturkan kepada batu tersebut untuk mengubahnya..

    menjadi air berarti butuh waktu lama, menjadi batu berarti harus ada rasa sakit, seperti yang kamu alami sekarang..
    :D

  1. mata says:

    itulah kenapa ada kalanya harus seperti air yang mengalir... nikmati saja... hidup juga cuma sekali///

komen..komen..komen..