potong gigi part 1

Posted: 15 October 2008 by ranii mahardika in Labels: , , ,
0

Haloo ,

Menyenangkan sekali , akhirnya aku bisa melakukan kegiatan seperti biasanya !! hhehehe , jadi , semua acara yang kemaren menyibukkan aku dan membuatku vakumb dari dunia per-bloging-an ini , akhirnya selesai juga . it’s all DONE !

Nah , jadi waktu tanggal 10-11 Oktober kemaren itu , aku en adikku sedang melakukan upacara potong gigi , atau Mepandes atau Mesangih , atau Metatah . upacara ini merupakan jenis upacara Manusa Yadnya (semoga aku bisa segera menulis tentang upacara Manusa Yadnya , dan jenis upacara-upacara lainnya!) yang bermakna untuk menghapus enam sifat buruk yang ada pada manusia . enam sifat buruk itu adalah Kama (hawa nafsu yang tidak terkendalikan) ; Lobha (loba , sifat tamak) ; Krodha (sifat marah) ; Mada (kemabukan yang membawa kegelapan pada pikiran) ; Moha (sifat bingung dan kurang mampu berkonsentrasi) ; dan Matsarya (iri hati / dengki) . keenam sifat buruk ini biasa disebut Sad Ripu .

Melalui upacara ini , seseorang diharapkan bisa terlahir kembali sebagai manusia yang lebih baik karena makna yang terkandung dalam Mepandes ini . yang melakukan upacara ini adalah mereka (laki-laki dan perempuan yang telah mengalami akil baligh) , dan sebaiknya dilakukan sebelum menikah . upacara potong gigi juga merupakan “utang” orang tua kepada anaknya (dalam agama Hindu disebut sebagai Tri Rna , nanti semoga juga akan bisa menulis tentang ini dalam blog ini iia!). jadi orang tua harus melaksanakan serangkaian upacara kepada anak-anaknya sejak sang ibu mengandung sampai anaknya menikah . misalnya , dimulai saat anak masih di dalam kandungan , mereka sudah harus diupacarai . saat usia empat puluh hari kelahiran , saat usia enam bulan , sampai mereka dewasa , dan menikah .

Kebetulan , orang tuaku berkeinginan untuk melakukan upacara potong gigi ini pada tahun ini . berdasarkan perhitungan yang ada , tanggal 11 dipilih sebagai hari yang paling tepat untuk melaksanakan upacara potong gigi ini . tapi sebelum potong gigi ini dilakukan , ada prosesi yang harus juga dilakukan . prosesi tersebut adalah “ngekeb” atau dipingit . tentang ini (Ngekeb ,red) bisa dibaca di postinganku sebelumnya .

Setelah disekeb itu , (nyekeb berasal dari kata sekeb yang artinya sembunyi ; kemudian berubah menjadi kata kerja nyekeb yang artinya menyembunyikan ,red) , besok harinya acara potong gigi dimulai dengan prosesi-prosesi yang panjang dan sedikit melelahkan .

Yang pertama , adalah upacara keluar ngekeb . upacara ini ditandai dengan dibukanya pintu pembatas tempat . kemudian , aku dan adik dibawa ke merajan keluarga yang letaknya di depan rumahku , untuk bersembahyang meminta restu dan ijin dari leluhur dan orang tau . jadi setelah sembahyang , ada sebuah prosesi “sungkeman” kepada orang tuaku , yang tujuannya adalah untuk meminta maav kepada orang tua atas segala kesalahan kita selama ini . setelah sungkeman , sang pemimpin doa yang pula merangkap sebagai sangging (yang mengeksekusi gigiku nantinya) , memeriksa keadaan gigiku dan adik . sang sangging melepaskan cincinnya , kemudia memantrai cincinnya itu , dan menggosokkannya ke gigi-gigi kami . setelah itu , gigi diketukkan dengan besi panjang , secara pelan . prosesi ini diakhiri dengan kembali ke tempat ngekeb untuk kemudian bersiap digendong ke lokasi potong gigi , di bale gede .

Karena aku anak pertama , saat di bale gede , aku ditunjuk untuk melakukan prosesi potong gigi yang pertama . aku dinaikkan ke bale yang telah dilapisi kasur dan beberapa jenis kain . sebelumnya , aku diminta menghadap ke arah utara dan bersembahyang kepada Dewi Semara Ratih . lalu kemudian berbalik kembali , dan berbaring untuk ritual yang paling penting dalam upacaara ini : Potong Gigi ! setelah berbaring , tubuhku ditutupi beberapa jenis kain sampai tinggal kepala saja . setelahnya , sang sangging memintaku untuk membuka mulut lebar-lebar . beliau memasangkan tebu di antara gigi bagian atas dan bawah untuk mengganjal nanti saat mulut harus terbuka sekian lama . sang sangging kemudian menandai gigi yang akan dikikir sambil membaca doa-doa . ga lama kemudian , sangging memegangi mulu dan gigiku sambil mengatakan , “Santai aja , dan selama dikikir , mata harus tetep terbuka iia”

Hmmm , selama ini aku mendengar banyak kabar simpang siur tentang prosesi pengikiran gigi ini . ada yang bilang ngilu , ada yang bilang sakit . ada juga yang bilang bahwa pada saat pelaksanaannya , hanya merupakan syarat saja , jadi giginya hanya dikikir pelan .

Yang terjadi adalah , aku mendengar seperti suara gergaji mesin bekerja di dalam mulutku . mmmm~ jadi , gigiku benar-benar dikikir sampai rata . rasanya , “biasa aja” . ummm~ ga terasa sakit , ngilu , nyeri , atau apalahh . yang ada hanya rasa kantuk . jujur aja , setelah kejadian ngekeb kemaren , aku kekurangan tidur . sampai-sampai aku harus menahan kantuk sampai pada pelaksanaan potong gigi itu . hhehehehe

Enam gigiku akhirnya dikikir sesuai dengan ketentuan . ga lama , tapi ga sebentar juga .


(bersambung ke post berikutnya ia . . .)

0 pendapats:

komen..komen..komen..