Ten Things I ... (part 2)
Posted: 28 January 2010 by ranii mahardika in Labels: intermezzo, iseng, tenwell, kali ini saia ga tau harus membahas sepuluh hal apa. yang terpikir di otak saia, “Bagaimana kalo bikin ten random things i think-wear-do-love-hate-whatever, now” sebenarnya lagi-lagi ini bukan hal penting yang harus dibahas juga sih. tapii, ga ada salahnya mencoba. let’s play :)
1. sekarang saia sedang pake kaos berwarna kuning, dengan tulisan “Wanna Say I Love You” di tengahnya. ini gambar bajunya. saia beli kaos ini di Mall Robinson Bali, antara bulan September – Oktober 2008. waktu itu, saia pikir saia sedang menyukai seseorang. maka saia langsung jatuh hati dengan kaos ini :p
2. 207 hari sudah kami bersama (sekarang 28 Januari). belum genap setahun sih. tapi rasanya sudaa lama sekali. dan sepertinya saia bahagia. jangan pernah sangkal itu.
3. saia ga tau harus nulis apa selanjutnya. hahahaha! blank sekali otak saia.
4. tumben hari ini ga hujan. tadi siang sempet gerimis mengundang. tapi ga lebih dari setengah jam. setelahnya langit begitu bersahabat. cerah. ga ada awan. yang ada hanya langit cerah dan sang bulan yang esok bulat sempurna. (baca : besok bulan purnama)
5. perasaan hari ini : so so ajah. datar banget. saking datarnya, saia sampai ga tau apa saia ini masi punya rasa.
Ten Things I …… (part 1)
Posted: 27 January 2010 by ranii mahardika in Labels: intermezzo, iseng, ten- sangat rajin. hehehe.. sebenarnya ga ada yang salah dengan sifat yang satu ini. justru seharusnya sikap seperti ini harus dipertahankan, kecuali untuk hal : rajin mengecek saia! rajin telpon dan sms setiap saat *kala sedang LDR* , rajin mengunjungi rumah saia setiap hari *kala sedang di Bali* . bukannya ga senang diperhatikan pacar, but seringnya hal ini malah mengganggu. sorry to say, but it is true.. dan itulah sebabnya kenapa saia ga mengijinkan kamu telpon sampai beberapa minggu ke depan, Sayang :D
meskipun gaselalu bilang “iya”. jarang menolak saia. sangat patuh dan penurut. kadang saia berpikir, bahwa kami ini bukan sepasang kekasih, karena terlalu seringnya Beliau menuruti setiap kata yang saia ucap. sisi baiknya, saia ga perlu mencari-cari alasan untuk melakukan sesuatu karena saia tau kalo beliau bakal iya-iya aja. hehehe :devil:
- you are so damn sensitive! kalo yang ini, bener-bener ganggu deh. and i have nothing to explain more, because everyone knows that i am so careless person. jadi, jangan tanyaaa betapa bencinya saia dengan ini.
- temennya sensitif = melankolis. saia ga tau apakah keduanya sama, namun saia persepsikan bahwa keduanya adalah berbeda. kalo sensitif artinya perasaannya mudah tergugah, emosional, peka. melankolis buat saia : pandai mendramatisir suatu kondisi. tapi bukan hiperbola. tapi, lama-lama bisa-bisa sifat melankolisnya mengarah jadi lebay. terpaksalah melankolis ini bisa-bisa bertransformasi menjadi hiperbola, jika Beliau ini terus-terusan begini. pheeww..!
saia, peminta-minta, dan penjual kesed.
Posted: 25 January 2010 by ranii mahardika in Labels: cerita, daily, renungantadi sehabis makan siang di sebuah warung langganan, saia melihat dua orang. di mata saia, mereka adalah orang asing. dua orang berbeda, dengan kondisi fisik yang juga berbeda. maaph kalo saia ga sempat foto kedua orang itu, saia sendiri ga kepikiran untuk menulis ini sekarang. hehehehe.. biar saia coba gambarkan saja.
orang yang pertama, seorang perempuan, umurnya sekitar 35-40 tahunan. kulitnya coklat karena terbakar matahari. pakaiannya layak, sama sekali ga terlihat ada lubang atau robekan. di kepalanya ada sebuah topi yang, meski kusam tapi masi layak pakai. di pundaknya ada kain batik panjang yang dililitkan di badannya. mungkin kain itu digunakan untuk menyeka keringatnya. fisiknya terlihat segar dan kuat, meski saat bertemu saia tadi terlihat sedikit letih. perempuan ini berjalan ke arah warung tempat saia makan. namun ia terhenti di depan pintu saja. sejak awal melihatnya, saia suda tau siapa perempuan ini. dia bukanlah pelanggan warung. dia adalah seorang peminta-minta. saia sebut dia, pengemis. orang yang kalo bisa disebut bekerja pekerjaannya menengadahkan tangannya kepada orang lain, berharap belas kasih demi sejumlah uang. tanpa melakukan sebuah balas jasa. tanpa melakukan pekerjaan tertentu. tanpa melakukan apa-apa. hanya menelungkupkan tangan, menyodorkannya kepada orang lain, dan sedikit berkata, “Nyuwun..” jelas mereka berharap diberi. jika ga diberi, mereka tinggal berlalu. namun kadang, mereka berlalu sambil ngedumel, ngomel-ngomel, marah, bahkan sering saia jumpai yang sampai mengumpat!
heran saia dengan orang-orang seperti ini. kenapa mereka ga memilih hal lain untuk dikerjakan? mereka punya tenaga. mereka masih bisa melakukan pekerjaan lain. anggota badan mereka lengkap *kecuali untuk beberapa kasus berbeda*, bahkan mereka masi sanggup berjalan jauh menembus hari untuk melakukan “pekerjaan” mereka itu.
berbeda dengan orang kedua yang juga saia temuii. saia melihatnya begitu keluar dari warung. seorang laki-laki, saia ga bisa menerka usianya. mungkin sekitar 30 tahunan. kulitnya coklat, cenderung hitam. hitam yang juga akibat terbakar terik matahari. jika si perempuan berbadan segar dan terlihat bergitu kuat, berbeda dengan lelaki yang saia temui kemudian. saia ga ingin bilang ini, tapi saia ga nemuin istilah yang pas untuk menggambarkan si lelaki. dia susah berjalan, kedua kakinya membentuk huruf X dan lebih panjang di sisi kiri. saia pikir orang itu perot. cacat. i have no idea what to describe this, aarrghhh…! orang ini berjalan ke arah saia sambil memikul banyak keset di kanan kiri. dia terhenti di sebelah warung tempat saia makan. lelah sekali. keringatnya bercucuran, dan saia ga melihat ada kain penyeka keringat. dia menggunakan tangannya saja. dan saia tergerak untuk membeli satu buah keset kain itu.
ketika saia tanyakan harganya kepada si penjual keset itu, saia baru tau jika dia juga menderita tuna wicara. dia berusaha mengatakan, “Empat ribu..” sambil mengacungkan keempat jari tangannya. saia agak kaget begitu tau harga ssebuah keset ini. saia memang ga perna tau harga peralatan rumah tangga. ga pernah mau tau, tepatnya! jadi awalnya saia pikir harga keset itu akan menyentuh belasan ribu rupiah. tapi begitu tau harganya “hanya” empat ribu, saia cuman bisa melongo sambil merogoh-rogoh saku celana.
|
itu yang terus terngiang di pikiran saia. dengan kondisi yang serba kekurangan, penjual keset ini masi mengandalkan tenaganya untuk berjualan. saia ga tau darimana dia mulai berjualan, saia juga ga tau dia akan berjalan kemana saja. yang jelas, dia berusaha. demi empat ribu rupiah, yang mungkin ga semuanya jadi hak miliknya.
saia ga yakin apakah saia bisa melupakan hari ini. kejadian seperti ini memang bukan kejadian luar biasa, sampai harus saia tuliskan disini. saia juga ga akan mengumpat pada dunia yang ga adil ini. hari ini hanya sepenggal kisah yang ingin saia bagi. hari ini ada kisah antara saia – peminta-minta dan penjual keset. entah temen-temen mau berkaca pada tokoh yang mana : saia , peminta-minta , atau penjual keset ? :D
waktu ada yang bertanya kepada saia, “Kapan kamu mulai menulis?” saia selalu jawab, “Sejak kecil!”
kemudian mengalirlah cerita yang-sebenarnya-standar tentang sejarah saia dan menulis. sejak kecil saia suka menulis di buku harian. bercerita tentang aktivitas sehari-hari, blak-blak’an mengungkapkan perasaan dan isi hati, nulis puisi *jangan percaya bagian ini*, menggambar sketsa sederhana, apaaaaa aaaajjjjjaaaaa… semua hal saia tulis, sampai hal-hal kecil yang remeh dan ga penting.
meski saia suka menulis, menulis bukanlah hobi bagi saia. menulis bukan sebuah kegiatan yang menjadi candu buat saia. saia ga harus menulis sepanjang waktu, setiap hari, atau ketika saia butuh menyalurkan keinginan menulis. saia juga ga harus bertemu dengan mood baik untuk menghasilkan sebuah tulisan bermutu *walau saia sadar bahwa tulisan saia ga pernah bermutu*. bahkan saia ga perlu mencari-cari atau menjemput inspirasi ketika dihadapkan pada kondisi harus menulis. dan dalam kenyataan bahwa menulis adalah bukan hobi saia, saia jadi engga peduli bahwa sebuah tulisan haruslah baik, saia dan tulisan saia ga terikat oleh standar kualitas tertentu.
jadi sebenarnya, jika ada yang tanya, ada apa antara saia dan menulis *tapi kayaknya sih ga bakal ada yang nanya iah? hehehe, PD sekali saia ini*. saia sendiri ga tau mulai kapan saia menyadari ini, mungkin sejak saia mengetikkan kata pertama di postingan ini. yang jelas, saia merasa bahwa sebenarnya di antara saia dan menulis adalah sepasang musuh abadi. anda menemukan sebuah pertentangan kan disini..? temen-temen pasti melihat ketidak-konsistenan atas pernyataan-pernyataan saia. di awal saia sebut bahwa saia suka menulis, bahkan sejak kecil. tapi sekarang, saia malah menyebut bahwa kami adalah musuh abadi. bahwa saia benci menulis. hmmm.. buat saia, menulis adalah aktivitas paling akhir yang bisa dan harus saia lakukan untuk menegaskan eksistensi saia. menulis adalah cara terakhir untuk mengungkapkan perasaan dan isi hati. dengan menulis, orang-orang akan tau, bahwa saia ini ada. i’m alive. hal itulah yang memaksa saia menulis. saat ucap dan perilaku saia sudah ga mengena lagi, ga ada hal lain yang bisa saia lakukan selain menulis.
hujan…
suda sering sekali saia sebutkan di media manapun, bahwa saiaa sangat cinta hujan! kamar saia di Denpasar punya jendela berukuran besar, jadi tiap kali hujan turun, saia bisa selalu melakukan hobi saia : duduk di depan jendela sambil memandang ke arah luar. kadang memperhatikan aktivitas alam dan setiap mahluk hidup yang berada di bawah hujan. kadang sambil bekerja dengan laptop. tapi seringnya sih, cuman memandang kosong aja, alias bengong :D rasanya menyenangkan sekali memandangi hujan. dingin sih. tapi dinginnya cenderung sejuk. justru dalam dinginnya, hati saia merasa nyaman, dan hangat.. aneh ia? tapi itu beneran lho. saia ga bohong.
malah dulu, ketika masi bersekolah.. setiap kali musim hujan tiba, adalah surga bagi saia. saia bisa hujan-hujanan sepanjang perjalanan pulang sekolah. basah-basahan. gimana dengan tas, buku-buku pelajaran dan peralatan tulis saia?? biasanya begitu memasuki bulan yang berakhiran –ber, saia telah menyiapkan tas kresek besar sebagai wadah anti basah untuk tas, sepatu dan semua peralatan tulis yang saia bawa. setelah semua peralatan masuk ke tas kresek, saia menyampirkan kresek tersebut di stang sepeda gayung, dan berkendaralah saia. memang sih kresek wadah-anti-basah yang saia siapkan ga selalu berhasil menyelamatkan peralatan sekolah saia dari basah, tapi paling engga…… ga basah-basah amat lah :D
entah ada apa antara saia dan hujan. hujan selalu bisa menenangkan saia. di tengah hujan deras, saia kerap menangis. dan no one knows. siapa yang akan memperhatikan beda suara hujan dan suara isakan tangis? bahkan jikapun ada yang memergoki saia menangis, saia bisa mengelak dengan mengatakan bahwa atapnya bocor dan airnya menetes di wajah saia :p di antara kilat dan petir pun saia kerap berteriak ketika keadaan suda mendesak limit diri saia. sekedar berteriak kadang-kadang bisa membantu meringankan beban hati. dan itu lumayan sering saia lakukan apabila saia ga ketemu dengan cara lain untuk mengekspresikan diri. jika ditanya orang, “kenapa teriak?” saia tinggal menjawab, “pengen ngalahin suara petir!” hahahaha.. selain itu, hujan juga membuat tidur saia lebih lelap dan lebih nyaman di pelukan selimut. ditambah segelas susu coklat panas sebelum tidur, hujan adalah teman yang sangat menyenangkan.
ps. di tv lagi menayangkan berita tentang tingkah laku bonek yang brutal! wth with them?? kenapa harus naik KA dengan cara seperti itu?? kenapa harus menjarah pedagang, atau melempari warga sih..??? kapok deh buat bonek yang jatuh dari KA, biar mampus aja dagh sekalian. eh, pas digiring polisi, mereka bilang kalo mereka bukan penjahat dan ga terima diperlakukan seperti itu. shhiiiiitttt……
aku mengenal dikaugara-gara Rio Idola Cilik 3 membawakan lagu ini pada Menuju Pentas Idola Cilik 3, saia jadi seringkali mendengarkan lagu yang dipopulerkan oleh Padi ini :) termasuk bernyanyi dan menyanyikan lagu ini bersama si dr.mm, meski hanya lewat telpon. lirik lagu ini mengingatkan saia pada kenyataan bahwa
tlah cukup lama separuh usiaku
namun begitu banyak
pelajaran yang aku terima
pembelajaran sebagai seorang umat (Hindu).
Posted: 16 January 2010 by ranii mahardika in Labels: adat, bali, budaya, Hindu, opini, renungan, tuhansaia hanya seorang umat manusia yang sudah disandangkan sebuah iman (baca : agama) sejak lahir oleh kedua orang tua saia. bahkan jauh ketika ibu saia tau bahwa beliau mengandung, iman itu suda menjadi milik saia. begitu lahir, semua bayi pasti ga bisa memilih akan memeluk iman yang mana. seorang bayi merah hanya bisa bicara melalui tangisannya, yang oleh orang-orang di sekitarnya justru menghadirkan raut bahagia. dan karenanya, agama seorang bayi sudah ditentukan oleh keberadaan orang tuanya.
saia beragama Hindu. dan sejak kecil, ajaran Hindu dan budayanya begitu lekat dalam benak saia. saia diajarkan untuk melakukan Tri Kaya Parisudha.
surat yang ga pernah terkirim
Posted: by ranii mahardika in Labels: chance, ego, harapan, tanya, uneg-unegdearest (my) Life,
banyak hal yang aku lewati, tanpamu. banyak peristiwa juga yang kualami tanpa kau menjadi saksinya. ga peduli betapa penting, atau malah ga berartinyaa hal-hal itu, aku tetap ingin melaluinya bersamamu. tapi aku sadar. aku ga boleh egois. tepatnya, aku ga bisa egois. aku harus berlaku adil kepadamu. atau, mungkin kamu yang seharusnya bersikap adil terhadapku? ga tau deh. apapun itu. bagaimanapun jalan yang mesti kita tempuh, tujuan kita mungkin saja sama. dan karenanya, jangan sampai kau melepasku, sebelum kita mencapai tujuan itu. genggam terus jemariku, peluk erat tubuhku, dan jagalah hati serta jiwaku, sampai di garis finish.
namun, jika di tengah jalan engkau tak sanggup lagi. akupun ga akan memaksa kamu untuk tetap melaju. kamu ga terikat padaku, meski hati kita sedang terpaut kini. kau selalu bisa melepaskan ikatanmu denganku,
kemaren malem saia ke pura, sembayangan Siwalatri sama Agung, Katak, en Debi. yang terakhir saia sebut itu berjenis kelamin laki-laki lho ia,, sembayang nya di pura Margashirsa. waktu mau berangkat, hujannya deres banget. sampai nyaris membatalkan niat kami bersembayang. tapi karena emang niatnya mau sembayang, berangkat jugalah kami menembus deras hujan. tapi memang, niat baik selalu mendatangkan hasil yang baik dan berhasil membuka jalan. begitu sampai di pura, hujan spontan terhenti. mendadak jadi terang benderang. dan kami bisa melaksanakan persembayangan dengan lancar. lancar jayaa boo’. bahkan sampai kami pulang pun, langit masi cerah.
welcome back, poor! eh, Malang. :D
Posted: 14 January 2010 by ranii mahardika in Labels: cerita aja sih, denpasar, hujan, malangsaia pengen cerita.
kemaren saia menginjakkan kaki (lagi!) di Malang. hujan menyambut kedatangan saia. sejuk rasanya. otak saia jadi adem. bahkan, kost-kostan saia yg biasanya tak terawat dan tak terurus, nampak lebih terawat.
apa semua ini aku yang minta?? aku tau diriku punya satu kesalahan, dulu, tapi suda kuakui dan kuperbaiki itu. terus saja itu diungkit. hujat saja aku dengan semua itu. buat deh aku jadi terus-terusan merasa bersalah, jadi kau bisa melakukan semuanya, semuanya!, terhadapku. dendammu kepadaku mungkin begitu dalam. jadi, kenapa ga kau bunuh saja aku..
belakangan ini lagi suka nonton The Great Queen Seondeok yang ditayangin di salah satu televisi swasta. sebenarnya uda agak telat sih waktu saia mulai nonton drama seri ini. untungnya, meski alur filmnya padet banget, dan di awal nonton sering banget ngerepotin sodara sepupu karena terlalu banyak tanya!, saia akhirnya bisa ngikutin en ngeh sama alur film ini. oke. saia memang paham dengan alur ceritanya, tapi saia ga hapal nama semua tokohnya. tokoh idola saia di film ini bernama Mhisil.
goes to 2010
Posted: 03 January 2010 by ranii mahardika in Labels: 2009, prolog, renungan, resolusi, tahun baruhey.. selamat tahun baru 2010 semuanya..!!!
meski nampak berat di awal tahun 2009 yang lalu, tetep aja perjalanan hingga tiba di tahun 2010 terasa begitu cepat. banyak momen yang terjadi di tahun itu. ada yang menyenangkan, sedih, ada masalah-masalah yang bisa diselesaikan dengan baik, tapi ada juga yang belum terselesaikan. ada kawan-kawan baru, ada kisah-kisah baru di dalamnya. ada pencapaian keberhasilan, bahkan ada banyak kegagalan. banyaaak sekali yang terjadi dan berlalu begitu saja. itu semua menjadi kenangan-kenangan yang terbungkus rapi dalam 2009.